Wahai burung malaam ceritakan padanya tentang mimpi malam ini.
Wahai merpati kabarkan padanya tentang keceriaan pagi.
Wahai burung hantu takan pernah rela jiwaku kehilangannya.
Wahai burung...Sungguh cintaku terlanjur dalam kepadanya
Ombak Gunung
Dari berjuta angan kadang tak pernah tertepi.
Derai ribuan liter air mata tak berarti.
Terhempas angin maliri.
Di selat gunung rinjani.
Geram nafsu merobek hati.
Ingin mati namun tak terpapasi.
Ia
Terpendam dalam perasaan ini tersimpan.
Engap tak dapat terbendung.
Mampus..!!
Biar aku pendam dalam sanubari tak terlampaui.
Mutiara
Jangan berkata seperti itu kawan.
Senyum,air mata,dan darah tak mampu mengobati pesakitan di hati.
Hati ini terlanjur sakit.
Tapi lihat dia...!!!
Apa kau pikir aku mampu mengungkapkan isi hatiku?
Mutiara ini biarlah terkubur pasir bersamaan dengan mmpi2ku.
Dara
Burung dara yang terselubung diantara aura.
membongkar ke angkuhan selaput dara.
membius keseluruhan darah-darah.
menggelantung seperti payudara.
lupakan...hanya ada perangai sedih.
aahh...bisu ini tak berari.
hanya jiwa ini yang mampu menjawab.
..........................
Selaput Pelangi
Torehan indah di kanvas biru lukisan pencipta agung.
Seusai basah tetesan hujan cahaya surya.
Terbenam di ufuk sebelah gunung membentang bagai sutra.
Beraneka warna menghias berdampingan kapas putih menggantung.
Pancaran redup surya tertampi awan,mendamaikan suasa nyanyian serenade alam.
Pujian bagi pencipta agung.
Biru Langitku
Terang tenang hadirmu menyejukanku.
Cahayamu menyeruak sisi gelap mimpiku.
Bintang yang berkerlip mengisyaratkan haluan.
Rinai hujan terspu hangatmu.
Matahari di sela lembayung senja.
Cerawat indah kilasan pelangi.
Mewarnai biru langit bermega putih.
